Perut Kembung saat Hamil? Ini Penyebab dan Solusinya!

Article 17 Dec 2025 |
Penulis : Risda Monica, S.Gz., Dietisien
|
Editor : Salma Fitri
Ibu hamil memegang perut bagian atas dengan ekspresi tidak nyaman, menggambarkan keluhan perut kembung atau begah selama kehamilan, dengan segelas susu di meja.

Perut kembung adalah keluhan yang cukup sering dialami ibu hamil. Rasanya bisa berupa begah, penuh, atau tidak nyaman, terutama setelah makan. Meski terasa mengganggu, kondisi ini umumnya merupakan bagian dari perubahan alami tubuh selama kehamilan.

Kenapa Perut Bisa Kembung Saat Hamil?

Penyebab utama perut kembung saat hamil adalah perubahan hormon, terutama meningkatnya hormon progesteron. Hormon ini berperan penting dalam menjaga kehamilan tetap aman, tetapi di sisi lain juga membuat otot-otot tubuh menjadi lebih rileks, termasuk otot saluran pencernaan.

Akibatnya, proses pencernaan berjalan lebih lambat dari biasanya. Makanan bertahan lebih lama di usus, sehingga bakteri punya lebih banyak waktu untuk memecah makanan tersebut. Proses ini menghasilkan gas yang lebih banyak, dan inilah yang membuat perut terasa penuh atau begah.

Memasuki usia kehamilan yang lebih tua, rahim yang semakin membesar juga mulai menekan rongga perut dan usus. Tekanan ini membuat pergerakan gas di dalam saluran cerna menjadi kurang lancar, sehingga rasa kembung bisa terasa lebih sering atau lebih mengganggu.

Gejala Kembung yang Umum Dialami Ibu Hamil

Perut kembung tidak hanya menimbulkan rasa penuh di perut. Pada banyak ibu hamil, kondisi ini juga disertai beberapa keluhan lain yang dapat memengaruhi kenyamanan sehari-hari. Berikut gejala kembung yang paling sering dirasakan selama kehamilan.

1. Sering Bersendawa

Bersendawa terjadi ketika gas di dalam lambung keluar melalui mulut. Pada ibu hamil, peningkatan hormon progesteron membuat otot saluran cerna lebih rileks, sehingga gas lebih mudah terperangkap. Akibatnya, ibu hamil bisa lebih sering bersendawa, terutama setelah makan atau minum.

2. Buang Angin (Kentut) Berlebihan

Buang angin merupakan cara alami tubuh untuk mengeluarkan gas dari usus. Selama kehamilan, proses pencernaan yang melambat membuat gas hasil fermentasi makanan lebih mudah menumpuk. Kondisi ini menyebabkan frekuensi kentut meningkat, yang meski normal, bisa terasa tidak nyaman.

3. Kram Perut Ringan

Gas yang bergerak di sepanjang usus dapat menimbulkan kram atau nyeri perut ringan. Sensasinya sering terasa seperti melilit atau menusuk, muncul tiba-tiba, dan biasanya mereda setelah gas keluar. Kram akibat gas umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa cukup mengganggu.

4. Perut Terlihat Lebih Membesar atau Buncit

Selain akibat pertumbuhan janin, penumpukan gas di saluran cerna dapat membuat perut tampak lebih besar dari biasanya. Kondisi ini bersifat sementara dan umumnya berkurang setelah buang angin atau buang air besar.

5. Suara Perut Bergemuruh (Borborigmi)

Suara perut seperti “krucuk-krucuk” muncul akibat pergerakan gas dan cairan di dalam usus. Pada ibu hamil, suara ini bisa terdengar lebih jelas karena pencernaan yang melambat dan produksi gas yang meningkat. Meski mengganggu, kondisi ini umumnya masih dalam batas normal.

6. Rasa Tidak Nyaman Setelah Makan

Sebagian ibu hamil merasa perut cepat penuh, sesak, atau begah meskipun makan dalam porsi kecil. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan rahim yang membesar pada saluran cerna serta penumpukan gas, sehingga lambung terasa lebih cepat penuh.

Makanan dan Kebiasaan yang Bisa Memicu Kembung

Keluhan perut kembung sering kali dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi dan bagaimana cara makan sehari-hari. Beberapa makanan dan kebiasaan tertentu dapat memicu produksi gas lebih banyak di saluran cerna.

Makanan Pemicu Kembung

Beberapa jenis makanan memang cenderung menghasilkan lebih banyak gas di saluran cerna. Pada ibu hamil, efek ini bisa terasa lebih kuat karena proses pencernaan yang melambat. Berikut makanan yang perlu lebih diperhatikan:

1. Sayuran Tertentu

Sayuran seperti kol, brokoli, kembang kol, dan asparagus mengandung serat jenis raffinose dan senyawa sulfur yang sulit dicerna sempurna di usus halus. Saat mencapai usus besar, serat ini difermentasi oleh bakteri dan menghasilkan gas. Meski bergizi, konsumsi berlebihan atau pengolahan yang kurang tepat dapat memicu kembung.

2. Kacang-kacangan

Kacang merah, kacang polong, dan lentil kaya protein dan serat, tetapi juga mengandung oligosakarida yang sulit dicerna. Zat ini mudah difermentasi oleh bakteri usus sehingga menghasilkan gas berlebih, terutama pada ibu hamil yang sensitif.

3. Minuman Berkarbonasi

Soda dan air berkarbonasi mengandung gas karbon dioksida yang langsung masuk ke saluran cerna. Gas ini bisa terperangkap di lambung dan usus, membuat perut terasa penuh, begah, dan tidak nyaman.

4. Pemanis Buatan

Pemanis buatan seperti sorbitol, yang sering terdapat pada permen atau minuman sugar-free, sulit diserap oleh usus. Akibatnya, sorbitol difermentasi oleh bakteri usus dan menghasilkan gas, bahkan pada sebagian orang dapat memicu diare.

5. Makanan Berlemak

Makanan berlemak, seperti gorengan, memperlambat pengosongan lambung. Proses pencernaan yang lebih lama memberi kesempatan gas menumpuk lebih banyak, sehingga rasa kembung menjadi lebih terasa.

Kebiasaan yang Salah Saat Makan

Selain jenis makanan, cara makan juga sangat berpengaruh terhadap munculnya rasa kembung dan begah. Beberapa kebiasaan berikut tanpa disadari dapat membuat lebih banyak udara masuk ke saluran cerna atau memperlambat proses pencernaan:

1. Makan Terlalu Cepat

Saat makan terburu-buru, udara ikut tertelan bersama makanan. Selain itu, makanan yang kurang dikunyah menjadi lebih sulit dicerna, sehingga proses fermentasi di usus meningkat dan gas lebih mudah terbentuk.

2. Terlalu Banyak Berbicara Saat Makan

Berbicara sambil makan meningkatkan risiko menelan udara, atau yang disebut aerophagia. Udara yang masuk ini dapat terperangkap di saluran cerna dan menimbulkan rasa penuh serta kembung.

3. Minum Menggunakan Sedotan

Penggunaan sedotan membuat lebih banyak udara ikut masuk ke dalam mulut dan tertelan. Jika dilakukan sering atau dalam waktu lama, kebiasaan ini dapat memperparah rasa begah pada perut.

4. Mengunyah Permen Karet

Mengunyah permen karet merangsang produksi air liur dan membuat ibu hamil menelan udara berulang kali. Selain itu, banyak permen karet mengandung pemanis buatan yang dapat memicu pembentukan gas di usus.

Cara Mengurangi Kembung Saat Hamil

Kabar baiknya, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa ibu hamil lakukan untuk meminimalisir produksi gas. Berikut langkah-langkahnya:

1. Makan Porsi Kecil tapi Sering

Daripada makan tiga kali sehari dalam porsi besar yang memberatkan kerja saluran cerna, ibu hamil dianjurkan makan 5–6 kali sehari dengan porsi lebih kecil agar pencernaan tidak terlalu terbebani.

2. Perbanyak Serat Secara Bertahap

Serat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit, yang sering memperparah kembung. Namun, penambahannya sebaiknya dilakukan perlahan agar perut dapat beradaptasi dengan baik.

3. Cukupi Kebutuhan Air Putih

Air berperan penting dalam membantu melunakkan makanan dan memperlancar buang air besar, sehingga penumpukan gas di usus dapat berkurang.

4. Tetap Aktif Bergerak

Aktivitas ringan seperti berjalan santai dapat membantu merangsang pergerakan usus dan mendorong gas keluar secara alami.

Tips Mengatasi Perut Kembung saat Hamil

Jika perut sudah terlanjur terasa begah dan tidak nyaman, berikut adalah pertolongan pertama yang bisa ibu hamil lakukan:

1. Duduk Tegak Saat Makan

Usahakan makan dalam posisi duduk tegak. Posisi ini membantu organ pencernaan bekerja lebih optimal dan mencegah tekanan berlebih pada perut.

2. Gunakan Pakaian Longgar

Hindari celana atau rok dengan karet pinggang yang terlalu ketat. Pilih pakaian atau celana khusus hamil yang elastis dan nyaman.

3. Posisi Yoga Ringan

Gerakan ringan seperti posisi menungging atau cat-cow pose dapat membantu gas bergerak keluar dari saluran cerna dan mengurangi rasa penuh di perut.

4. Kelola Stres

Stres dapat mengganggu pencernaan dan membuat ibu hamil menelan lebih banyak udara. Teknik relaksasi seperti menarik napas dalam secara perlahan bisa membantu meredakan keluhan.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Meski umumnya normal, ibu hamil sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter jika mengalami hal berikut:

  1. Nyeri perut yang tidak membaik setelah buang angin atau buang air besar

  2. Nyeri perut hebat dan menetap

  3. Tinja berdarah

  4. Diare berat atau muntah terus-menerus

  5. Nyeri yang terasa seperti kontraksi teratur

Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan sebelum mengonsumsi obat apa pun selama kehamilan untuk memastikan keamanannya bagi ibu dan janin.

Kesehatan Ibu

ic-brand
Tunggu sebentar