Perlukah Bayi dan Anak Berjemur di Bawah Sinar Matahari? Simak Faktanya!

Article 16 May 2025 |
img author
Risda Monica, S.Gz., Dietisien
Bayi berjemur

Pertanyaan mengenai berjemur sering muncul di benak para orang tua yang ingin memberikan perawatan terbaik bagi buah hatinya. Berjemur dikenal sebagai cara alami untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D, yaitu zat gizi penting bagi pertumbuhan tulang dan sistem imun anak.

Namun, kapan dan dalam kondisi seperti apa berjemur menjadi penting? Yuk, cari tau fakta ilmiahnya!

Apa Itu Berjemur dan Bagaimana Sejarahnya?

Berjemur adalah aktivitas terpaparnya tubuh langsung ke sinar matahari, umumnya dilakukan pada pagi hari. Sejak 1958, sinar matahari telah digunakan dalam terapi ikterus neonatorum (bayi kuning) yang ringan. Menjemur bayi di dalam ruangan, meski tidak terkena sinar langsung, diyakini dapat membantu mengurangi gejala ini.

Namun, seiring meningkatnya kasus kanker kulit sejak 1940 dan mencapai puncaknya pada 1970-an, para ahli mulai menyadari adanya dampak negatif dari paparan sinar matahari yang berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan manfaat dan risikonya, terutama pada bayi dan anak-anak yang memiliki kulit sensitif.

Manfaat Berjemur

Paparan sinar matahari dalam kadar yang tepat memiliki banyak manfaat. Pada bayi dan anak, sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami. Vitamin ini sangat berperan dalam:

  • Penyerapan kalsium dan fosfor, penting untuk tulang dan gigi yang kuat.

  • Pencegahan rakhitis, yaitu kelainan tulang akibat kekurangan vitamin D.

  • Dukungan sistem imun, agar tubuh lebih kuat melawan infeksi.

Apakah Bayi dan Anak Perlu Berjemur?

Jawabannya, tergantung pada usia dan kondisinya.

  • Bayi di bawah 6 bulan disarankan tidak langsung terpapar sinar matahari karena kulit mereka masih sangat sensitif. Sebagai gantinya, bayi yang disusui eksklusif perlu mendapatkan suplemen vitamin D sebanyak 400 IU per hari.

  • Anak-anak di atas 6 bulan sudah dapat memperoleh vitamin D dari kombinasi paparan sinar matahari, makanan yang diperkaya, dan suplemen jika dibutuhkan. Namun, paparan harus tetap dikontrol dan aman.

Kapan Berjemur Dibutuhkan?

Berjemur bisa menjadi penting dalam situasi berikut:

  1. Anak berisiko tinggi kekurangan vitamin D, seperti yang tinggal di wilayah minim sinar matahari, berkulit gelap, atau berpakaian tertutup.

  2. Asupan makanan rendah vitamin D, misalnya anak yang tidak mengonsumsi makanan yang diperkaya vitamin D.

Panduan Aman Berjemur untuk Bayi dan Anak

Berikut rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terkait anjuran berjemur pada bayi dan anak:

  1. Gunakan pakaian pelindung, topi, dan tabir surya saat bayi berada di luar ruangan.

  2. Gunakan tabir surya dengan SPF 15 atau lebih, dan ulangi pemakaian setiap dua jam atau setelah berkeringat.

  3. Hindari paparan sinar matahari antara pukul 10.00–15.00, karena intensitas UVB tinggi dan berisiko merusak kulit.

  4. Berjemur selama 10-20 menit antara pukul 07.00–09.00 pagi, saat sinar UV belum terlalu kuat.

  5. Tabir surya tidak direkomendasikan untuk bayi prematur, karena kulit mereka lebih mudah menyerap zat kimia.

Hal-Hal yang Perlu Dihindari saat Berjemur

Berikut adalah hal-hal yang perlu dihindari saat berjemur:

1. Berjemur pada Jam Puncak Sinar UV (10.00–16.00)

Paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi hingga 4 sore memiliki intensitas UV tertinggi, yang dapat meningkatkan risiko sunburn dan kanker kulit.

2. Tidak Menggunakan Tabir Surya

Mengabaikan penggunaan tabir surya dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat sinar UV.

3. Berjemur di Dekat Permukaan Reflektif

Berada di dekat air, pasir, atau salju dapat meningkatkan paparan sinar UV karena refleksi, sehingga meningkatkan risiko kerusakan kulit.

Risiko Berjemur Terlalu Lama

Berikut adalah beberapa dampak dari berjemur terlalu lama:

1. Sunburn (Kulit Terbakar)

Paparan sinar UVB yang berlebihan dapat menyebabkan sunburn, ditandai dengan kulit kemerahan, nyeri, dan dalam kasus parah, melepuh.

2. Penuaan Dini (Photoaging)

Paparan kronis terhadap sinar UVA dan UVB mempercepat penuaan kulit, menyebabkan kerutan, kehilangan elastisitas, dan munculnya bintik-bintik penuaan. Hingga 90% perubahan kulit yang terlihat terkait dengan penuaan disebabkan oleh paparan sinar matahari.

3. Risiko Kanker Kulit

Paparan sinar UV yang berlebihan merupakan faktor risiko utama untuk berbagai jenis kanker kulit, termasuk karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Melanoma, meskipun lebih jarang, adalah bentuk kanker kulit yang paling mematikan.

Referensi.

Marbun, F. K., Tarigan, S. B., & Sudarti. (2023). Tinjauan analisis manfaat dan dampak sinar ultraviolet terhadap kesehatan manusia. Jurnal Penelitian Inovatif, 3(3), 1–10. https://doi.org/10.54082/jupin.235

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (n.d.). Menjemur bayi dengan tepat. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menjemur-bayi-dengan-tepat

ic-brand
Tunggu sebentar