Air bersih memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah berbagai jenis infeksi. Ketersediaan air yang layak untuk konsumsi, kebersihan makanan, serta keperluan sanitasi seperti mencuci tangan dan membersihkan peralatan makan, merupakan fondasi utama dalam upaya pencegahan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kualitas dan kebersihan air dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menjadi kebutuhan untuk menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.
Kenapa Air Bersih Penting untuk Anak?
1. Penggunaan Air Tidak Bersih Bisa Menyebabkan Infeksi
Kurangnya kebersihan air yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk minum, memasak, mencuci makanan, atau membersihkan peralatan makan, menjadi salah satu penyebab utama terjadinya berbagai infeksi, terutama pada balita. Air yang tercemar dapat mengandung bakteri, virus, maupun parasit yang menyebabkan penyakit seperti diare, kolera, tifus, hingga cacingan.
Kontaminasi bisa terjadi dari berbagai jalur, seperti tangan yang tidak dicuci bersih, botol susu yang tidak steril, atau sayuran yang dibilas dengan air kotor. Balita menjadi lebih mudah terserang berbagai infeksi ini karena sistem kekebalan tubuh masih dalam tahap perkembangan.
2. Meningkatkan Risiko Stunting
Ketika infeksi terjadi berulang atau berlangsung dalam waktu lama, dampaknya tidak hanya sebatas gangguan kesehatan jangka pendek, tetapi juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Penyakit seperti diare dan cacingan dapat mengganggu penyerapan nutrisi di saluran cerna, sehingga tubuh balita kekurangan zat gizi penting.
Akibatnya, berat badan anak bisa menurun dan bila kondisi ini terus berlanjut, risiko terjadinya stunting pun meningkat. Stunting bukan hanya soal tinggi badan yang kurang, tetapi juga berkaitan dengan perkembangan kognitif, imunitas, dan kualitas hidup anak dalam jangka panjang.
Manfaat Air Bersih untuk Pencegahan Penyakit
Air bersih memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung kesehatan, terutama bagi anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan. Akses terhadap air bersih, sanitasi yang layak, dan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan dapat mencegah berbagai penyakit infeksi.
1. Mengurangi Risiko Diare
Akses terhadap air bersih yang aman untuk diminum secara signifikan menurunkan kejadian diare, salah satu penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun. Intervensi seperti penyaringan air, pendidihan, atau disinfeksi di titik penggunaan (point-of-use) terbukti efektif. Studi menyebutkan bahwa penggunaan filter air dapat menurunkan risiko diare hingga 53%, sementara disinfeksi kimia dapat menurunkannya sekitar 40%.
2. Mencegah Infeksi Cacing dan Gangguan Pencernaan
Air yang tidak bersih menjadi media penyebaran telur cacing dan parasit lainnya yang bisa masuk ke tubuh melalui konsumsi atau kontak langsung. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi dapat menurunkan infeksi cacing usus secara signifikan. Cacingan pada anak berkontribusi terhadap gangguan tumbuh kembang, anemia, dan penurunan konsentrasi belajar.
3. Berkaitan Langsung dengan Pencegahan Stunting pada Anak
Penanganan dan penurunan stunting secara efektif dapat dilakukan melalui intervensi gizi sensitif. Pendekatan ini menargetkan faktor-faktor penyebab stunting secara tidak langsung, seperti dengan memperbaiki kondisi sanitasi serta meningkatkan ketersediaan air bersih.
Studi menyebutkan bahwa salah satu upaya penanggulangan stunting adalah melalui pembangunan sistem penyediaan air bersih yang berbasis pada partisipasi masyarakat, sehingga memungkinkan tercapainya akses terhadap sanitasi yang memadai dan air minum yang aman bagi semua.
Kondisi yang Timbul Akibat Penggunaan Air Tidak Bersih
Berikut adalah beberapa kondisi yang umum timbul akibat penggunaan air kotor dan bisa dicegah dengan penggunaan air bersih.
1. Mandi dengan Air Tidak Bersih Menyebabkan Infeksi Kulit
Air mandi yang tercemar dapat mengandung bakteri, jamur, atau parasit. Jika digunakan secara rutin, dapat menyebabkan iritasi kulit, gatal-gatal, ruam, hingga infeksi seperti kudis dan kurap, terutama pada anak-anak dengan kulit sensitif.
2. Minum Air Tidak Bersih Menimbulkan Gangguan Pencernaan
Mengonsumsi air yang tidak dimasak atau tidak layak minum dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Akan timbul penyakit seperti diare, muntah, dan infeksi saluran cerna akibat kontaminasi E. coli, Salmonella, atau virus penyebab gastroenteritis.
3. Mencuci Makanan dengan Air Kotor Menyebabkan Keracunan Makanan
Sayur dan buah yang dicuci menggunakan air yang tidak bersih masih dapat mengandung kuman penyebab penyakit. Bila dikonsumsi mentah, risiko keracunan makanan meningkat, menyebabkan mual, muntah, dan diare.
4. Mencuci Alat Makan dengan Air Kotor Menimbulkan Penularan Bakteri ke Makanan
Piring, sendok, dan botol susu yang dicuci dengan air kotor tetap terkontaminasi mikroba. Ketika digunakan kembali, mikroba tersebut dapat masuk ke tubuh dan menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
5. Cuci Tangan dengan Air Tidak Bersih Menyebabkan Infeksi Saluran Cerna dan Mata
Tangan yang terlihat bersih namun dibasuh dengan air yang tercemar tetap bisa mengandung bakteri dan virus penyebab infeksi. Ini bisa menyebabkan diare saat makan dan konjungtivitis jika menyentuh mata.
6. Cuci Luka dengan Air Kotor Memperparah Luka Terinfeksi dan Bernanah
Membersihkan luka dengan air yang tidak steril dapat memperburuk kondisi luka. Bakteri dalam air bisa mempercepat infeksi, memperlambat penyembuhan, dan menyebabkan pembengkakan atau nanah.
Cara Penggunaan Air Bersih dalam Aktivitas Sehari-Hari
Penggunaan air yang tidak bersih dapat menimbulkan beberapa kondisi yang merugikan. Berikut adalah cara menggunakan air bersih yang aman sesuai dengan berbagai aktivitas sehari-hari agar terhindar dari penyakit:
1. Saat Mandi
Gunakan air dari sumber yang jelas kebersihannya, seperti air PDAM, air sumur terlindungi, atau air yang telah disaring. Tutup bak mandi dengan rapat untuk mencegah masuknya kotoran dan berkembangnya jentik nyamuk di dalam air.
2. Saat Minum dan Mengolah Makanan
Pastikan minum dari air telah dimasak hingga mendidih atau gunakan air dalam kemasan yang memiliki izin edar resmi. Bila menggunakan filter air, pastikan alatnya rutin dibersihkan dan diganti sesuai petunjuk.
Pengolahan makanan yang membutuhkan air seperti makanan berkuah juga harus diperhatikan. Gunakan air yang sudah masak atau air kemasan seperti air minum. Masak kuah hingga mendidih untuk mencegah risiko basi karena timbulnya bakteri.
3. Saat Mencuci Makanan (Sayur, Buah, Daging)
Cuci bahan makanan menggunakan air bersih yang mengalir. Bila ragu dengan kualitas air, rendam sayuran atau buah dalam larutan air matang dengan garam atau cuka untuk membantu membunuh kuman.
4. Saat Mencuci Alat Makan Anak
Gunakan air bersih dan sabun cuci khusus makanan. Setelah dicuci, bilas kembali dengan air matang atau air bersih yang terjamin, lalu keringkan dengan cara ditiriskan, bukan dilap.
5. Saat Cuci Tangan
Gunakan air bersih yang mengalir dan sabun, terutama sebelum makan, setelah buang air, dan setelah menyentuh hewan atau benda kotor. Jangan gunakan air bekas atau air tampungan yang tidak tertutup.
6. Saat Membersihkan Luka
Gunakan air matang atau air steril untuk mencuci luka. Jika air bersih tidak tersedia, gunakan antiseptik cair atau larutan infus NaCl untuk membersihkan luka. Hindari memakai air keran atau air sumur yang belum terjamin sterilitasnya.
Tips Menggunakan Air Bersih Secara Efisien dalam Situasi Terbatas
Ketika sumber air bersih terbatas, penggunaan air perlu dilakukan dengan lebih cermat dan efisien. Ada berbagai cara yang bisa diterapkan di rumah untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan tanpa mengorbankan kualitas air yang digunakan. Berikut tips menggunakan air bersih dalam jumlah terbatas.
1. Manfaatkan Ulang Air
Gunakan air bekas mencuci piring atau sayur untuk menyiram tanaman atau membersihkan lantai setelah disaring. Solusi seperti teknologi daur ulang air sangat membantu dalam penggunaan kembali air rumah tangga
2. Tampung dan Gunakan Air Hujan
Pasang wadah atau drum penampung air hujan dari atap rumah. Air ini bisa digunakan untuk mencuci, mandi, dan bahkan dimasak setelah melalui proses sederhana seperti penyaringan dan pendidihan
3. Prioritaskan Penggunaan Air Bersih
Gunakan air bersih utama untuk hanya untuk konsumsi langsung (minum, memasak, cuci tangan). Sementara lainnya, seperti menyiram tanaman atau membersihkan lantai, bisa menggunakan air daur ulang atau air hujan.
4. Biasakan Perilaku Hemat Air
Matikan keran saat tidak digunakan, misalnya saat menyikat gigi atau mencuci tangan. Gunakan teknik memasak hemat air, seperti merebus dalam jumlah secukupnya.