Ketika anak mengalami demam, artinya tubuhnya sedang berjuang melawan infeksi. Dalam kondisi ini, menjaga asupan nutrisi sangat penting agar daya tahan tubuh tetap kuat dan proses penyembuhan berjalan optimal. Pemilihan makanan yang tepat juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penyebab Demam pada Anak
1. Infeksi Virus
Beberapa infeksi virus seperti influenza, adenovirus, dan RSV umumnya menyebabkan demam sebagai bagian dari infeksi saluran napas. Selain itu, rotavirus, meskipun lebih dikenal sebagai penyebab diare, juga dapat memicu demam ringan hingga sedang.
2. Infeksi Bakteri
Beberapa infeksi seperti radang tenggorokan (Streptococcus), infeksi telinga, saluran kemih, atau pneumonia dapat menyebabkan demam.
3. Imunisasi
Beberapa vaksin juga dapat menyebabkan demam ringan sebagai efek samping normal.
4. Peradangan atau Reaksi Tubuh
Demam juga bisa muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi atau iritasi, sebagai mekanisme perlindungan alami.
5. Tumbuh Gigi (pada bayi)
Pada bayi, tumbuh gigi kadang disertai demam ringan, meski masih menjadi perdebatan dalam dunia medis.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Demam?
1. Ukur Suhu Tubuh
Gunakan termometer digital. Anak dikatakan demam bila suhu tubuh ≥38°C.
2. Beri Obat Penurun Panas (Antipiretik)
Gunakan parasetamol sesuai dosis berdasarkan berat badan.
Hindari aspirin pada anak.
3. Kompres Hangat
Gunakan air hangat (bukan dingin) untuk kompres dahi, ketiak, atau lipatan paha.
4. Istirahat Cukup
Pastikan anak cukup tidur dan tidak dipaksa beraktivitas berat.
5. Pakaian Nyaman
Gunakan pakaian tipis, hindari membungkus anak terlalu tebal.
6. Pantau Demam
Catat suhu setiap 4–6 jam dan amati perubahan kondisi anak.
Anjuran Gizi Ketika Anak Demam
Makanan yang Dianjurkan Saat Anak Demam
1. Bubur atau Nasi Tim
Teksturnya lembut dan mudah dicerna.
Bisa ditambah protein seperti ayam suwir atau tahu halus.
Menyediakan energi dan zat gizi tanpa membebani saluran cerna.
2. Sup Ayam
Mengandung kaldu hangat yang membantu hidrasi dan melegakan saluran napas.
Kaya protein, vitamin, dan mineral dari sayuran.
3. Telur Rebus / Dadar Lembut
Sumber protein hewani yang penting untuk pemulihan jaringan tubuh.
4. Sayur Rebus Lembut (Wortel, Kentang, Labu)
Mudah dicerna dan kaya vitamin A dan C untuk mendukung kekebalan tubuh.
5. Pisang
Sumber energi, kalium, dan serat larut yang aman bagi perut anak.
6. Ubi Rebus / Kentang Tumbuk
Karbohidrat kompleks yang memberi energi tahan lama.
Camilan Sehat Saat Anak Demam
1. Puding Susu atau Agar-agar Buah
Teksturnya lembut dan mengandung cairan tambahan.
Pilih yang rendah gula.
2. Biskuit Tawar / Roti Gandum
Camilan ringan yang tidak mengiritasi tenggorokan.
3. Buah Segar Potong (Pilih yang Tidak Asam)
Apel, pepaya, atau melon kaya vitamin dan menyegarkan.
4. Smoothies Buah (Tanpa Es)
Campuran buah dan yogurt/susu yang mudah diminum saat nafsu makan rendah.
Makanan yang Sebaiknya Dihindari Jika Anak Demam
Makanan pedas, berminyak, dan gorengan.
Makanan tinggi gula atau permen.
Makanan dingin (seperti es krim) jika membuat tenggorokan tidak nyaman.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Menolak Makan Saat Sakit?
1. Fokus pada Pemberian Cairan
Prioritaskan cairan dulu daripada makanan padat. Misalnya:
Air putih
Kaldu ayam hangat
Air Kelapa
Jus buah encer (tanpa es dan tidak asam)
ASI atau susu (jika masih menyusu)
2. Tawarkan Makanan Ringan dan Lembut
Berikan makanan ringan dan lembut seperti bubur, sup, kentang tumbuk, atau pisang.
Sajikan dalam porsi kecil tapi sering (setiap 2–3 jam).
Hindari makanan berminyak, keras, atau pedas.
3. Coba Camilan Sehat
Kadang anak lebih mudah menerima camilan daripada makan besar.
Misalnya: roti tawar, biskuit gandum, puding susu hangat, smoothies.
4. Ciptakan Suasana Makan yang Menyenangkan
Ajak makan bersama keluarga.
Gunakan peralatan makan lucu atau kesukaannya.
Kapan Anak Harud Dibawa Ke Dokter?
Segera bawa ke dokter jika anak demam dan menunjukkan gejala berikut:
Demam tinggi berlangsung lebih dari 3 hari.
Anak tampak sangat lemas atau terus-menerus mengantuk.
Anak tidak mau makan/minum sama sekali lebih dari 8 jam.
Kesadaran menurun atau kejang.
Nafas cepat atau sesak.
Referensi:
Ismoedijanto, I. (2016). Demam pada Anak. Sari Pediatri, 2(2), 103-8.