Manfaat, Anjuran Konsumsi, dan Tempat untuk Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)

Article 28 May 2025 |
img author
Risda Monica, S.Gz., Dietisien
Tablet Tambah Darah

Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat Indonesia, terutama oleh remaja putri dan ibu hamil. Salah satu langkah efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia adalah dengan rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Namun, masih banyak yang belum mengonsumsi TTD karena merasa tidak penting, belum tahu cara mendapatkannya, serta tidak tahu aturan konsumsinya.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai manfaat TTD, anjuran konsumsi, tempat untuk mendapatkan TTD, serta hubungan konsumsi TTD dengan kejadian Stunting.

Sejarah Program Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)

Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) secara massal merupakan inisiasi pemerintah dalam upaya penanggulangan masalah anemia di Indonesia. Program ini dimulai sejak tahun 2014 dan ditujukan untuk ibu hamil dan remaja putri. Agar program terus berjalan, ditetapkanlah di dalam peraturan awal yaitu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah bagi Wanita Subur dan Ibu Hamil.

Selain itu, pada tahun 2016 diterbitkan juga Surat Edaran No. HK.03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Subur dan Permenkes No. 51 Tahun 2016 mengenai Standar Produk Suplementasi Gizi untuk mendukung program ini.

Apa Zat yang Terkandung dalam Tablet Tambah Darah?

Masih banyak mitos yang beredar mengenai Tablet Tambah Darah (TTD), termasuk anggapan bahwa TTD mengandung zat berbahaya. Padahal, TTD justru mengandung mineral penting yang bermanfaat untuk mencegah anemia, terutama pada remaja putri dan ibu hamil.

Setiap tablet TTD mengandung 60 mg zat besi elemental dan 400 mikrogram (μg) asam folat.

  • Zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu komponen dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

  • Asam folat juga berperan dalam produksi sel darah merah.

Jika jumlah sel darah merah dan hemoglobin cukup, tubuh dapat menerima pasokan oksigen secara optimal, sehingga membantu mencegah kelelahan, meningkatkan konsentrasi, serta mendukung tumbuh kembang yang baik.

Siapa Saja yang Perlu Konsumsi TTD?

Menurut Kementerian Kesehatan RI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut adalah kelompok yang disarankan untuk rutin mengonsumsi TTD:

1. Remaja Putri Usia 12-18 Tahun

Remaja putri berisiko mengalami anemia karena mengalami menstruasi setiap bulan. Jika rutin mengonsumsi TTD, mereka dapat terhindar dari anemia, serta dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.

2. Ibu Hamil dan Ibu Nifas

Selama kehamilan dan setelah melahirkan, kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan. Jika tidak dipenuhi, dapat meningkatkan risiko kematian ibu saat persalinan, terjadinya anemia, serta bayi lahir prematur dan berat badan rendah. Oleh karena itu, konsumsi TTD secara teratur diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi.

3. Wanita Usia Subur (WUS) Usia 15-49 Tahun

Manfaat TTD bagi kelompok WUS yaitu dapat membantu menjaga cadangan zat besi tetap optimal. Cadangan ini berguna untuk mendukung kehamilan yang sehat dan persalinan yang lancar di masa depan.

4. Penderita Anemia

TTD sangat diperlukan bagi penderita anemia untuk memperbaiki kadar hemoglobin dan mengatasi gejala seperti lemas, pusing, dan mudah lelah.

Bagaimana Aturan Konsumsi TTD?

Dosis Konsumsi untuk Remaja Putri dan WUS

Dosis konsumsi TTD untuk pencegahan anemia pada remaja putri dan WUS yaitu 1 TTD setiap minggu. Sebaiknya, TTD selalu dikonsumsi sepanjang tahun atau kurang lebih 52 minggu.

Dosis Konsumsi untuk Ibu Hamil dan Ibu dalam Masa Nifas

Untuk mencegah anemia, ibu hamil disarankan mengonsumsi 1 tablet TTD setiap hari. Konsumsi sebaiknya dimulai sejak kehamilan diketahui, dengan jumlah minimal 90 tablet selama kehamilan. Setelah melahirkan, konsumsi TTD dilanjutkan selama masa nifas untuk menjaga kadar zat besi tetap optimal.

Jika ibu mengalami anemia, dosis yang dianjurkan adalah 2 tablet TTD per hari, dan dikonsumsi hingga kadar hemoglobin (Hb) kembali normal.

Dosis Konsumsi untuk Penderita Anemia Defisiensi Zat Besi (Dewasa)

Pada penderita anemia, dosis pengobatan yaitu konsumsi 1 tablet per hari selama 3 bulan berturut-turut, atau sesuai anjuran tenaga kesehatan.

Cara Mengonsumsi TTD yang Benar

Untuk mendapatkan manfaat kesehatan, berikut langkah-langkah mengonsumsi TTD yang dianjurkan:

1. Konsumsi Makanan Sumber Zat Besi

Tidak hanya dari suplementasi TTD, asupan makanan bergizi seimbang yang tentunya cukup protein dan kaya zat besi dapat meningkatkan efektivitas TTD.

2. Konsumsi Bersama Air Putih atau Infused Water

Sebaiknya, minum TTD dengan air putih atau boleh juga dengan infused water/jus yang mengandung vitamin C.

3. Konsumsi Berdekatan dengan Makanan Sumber Vitamin C

Konsumsi TTD bersamaan atau berdekatan waktunya dengan konsumsi buah-buahan sumber vitamin C seperti jambu biji, jeruk, pepaya, dan mangga. Vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi di TTD dalam tubuh.

4. Hindari Konsumsi TTD Bersama Teh, Kopi, atau Susu

Hindari minum TTD dengan teh, kopi atau susu secara bersamaan atau dalam waktu berdekatan karena akan menghambat penyerapan zat besi. Beri jeda minimal 30 menit agar manfaatnya optimal.

Apakah Ada Efek Samping Konsumsi TTD?

Jika mengalami hal-hal seperti perut terasa perih, muncul reaksi mual, serta hasil BAB berwarna kehitaman, tidak perlu khawatir karena tubuh akan beradaptasi dengan baik. Efek samping dapat dicegah dengan tidak minum TTD dalam kondisi perut kosong.

Tempat untuk Mendapatkan Tablet Tambah Darah

Pemerintah menyediakan TTD secara gratis melalui berbagai layanan kesehatan masyarakat.

  1. Ibu yang sudah mengetahui kehamilannya, berhak mendapatkan TTD program secara gratis melalui pelayanan kesehatan pemerintah seperti posyandu dan puskesmas. Namun, ibu atau keluarga juga dapat membeli secara mandiri ke apotek, toko obat atau tempat-tempat pelayanan kesehatan swasta.

  2. Pemberian TTD kepada remaja puteri biasanya melalui pelayanan kesehatan yang terdapat di sekola seperti klinik sekolah, UKS dan Poskestren.

  3. Bagi kelompok WUS yang ingin mendapatkan TTD bisa mengunjungi puskesmas setempat, klinik yang ada di perusahaan, fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau membeli langsung ke apotek/toko obat.

Manfaat Konsumsi Tablet Tambah Darah

Berikut beberapa manfaat penting dari konsumsi tablet tambah darah, terutama bagi remaja putri dan ibu hamil:

Mencegah Anemia

Kandungan zat besi dan asam folat yang ada pada TTD membantu menjaga kadar hemoglobin dalam tubuh dan melancarkan pembentukan sel darah merah, sehingga tidak terjadi anemia defisiensi besi ataupun anemia megaloblastik.

Meningkatkan Konsentrasi dan Produktivitas

Jika hemoglogbin di tubuh dalam jumlah yang cukup, maka jumlah sel darah merah akan cukup. Aliran oksigen menjadi merata dan sampai ke otak. Manfaatnya, otak menjadi lebih fokus belajar maupun bekerja dan mata tidak mudah mengantuk.

Mendukung Kesehatan Ibu Hamil dan Janin

Tentunya, dengan rutin mengonsumsi TTD, ibu hamil dapat terhindar dari pendarahan hebat saat melahirkan. Pertumbuhan janin juga akan sesuai, sehingga dapat mencegah risiko bayi lahir prematur

Membantu Proses Metabolisme Tubuh

Manfaat lain dari zat besi di dalam TTD yaitu berperan dalam proses metabolisme tubuh dan pembentukan energi. Kedua hal ini diperlukan agar tubuh menjadi bertenaga dan segar sepanjang hari.

Menjaga Kesehatan Kulit dan Rambut

Beberapa orang yang anemia mengalami rambut rontok dan kulit yang tidak sehat. Rutin mengonsumsi TTD membantu mencegah masalah kesehatan tersebut, karena zat besi dapat membantu menjaga kesehatan rambut maupun kulit.

Hubungan Konsumsi TTD dengan Kejadian Stunting

Salah satu upaya dalam mencegah stunting yaitu rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah. Hal ini didukung penelitian yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang rutin mengonsumsi TTD sebanyak 90 tablet atau lebih selama masa kehamilan cenderung memiliki anak dengan risiko stunting yang lebih rendah. Sebaliknya, jika asupan TTD pada ibu hamil kurang dari 90 tablet, risiko anak yang dilahirkan mengalami stunting meningkat sekitar 1,05 kali dibandingkan dengan ibu yang mengikuti anjuran konsumsi minimal tersebut.

Hubungan Anemia Remaja Putri dan Kejadian Stunting

Remaja putri yang mengalami anemia akan menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan rendah dan panjang badan yang tidak sesuai. Kondisi ini bisa berujung pada stunting pada anak.

Terdapat studi yang menyatakan bahwa anemia pada remaja putri berdampak pada kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan tubuhnya maupun calon janin. Akibatnya, risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan mengalami stunting menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, penting sekali mencegah stunting dimulai sejak dini, sehingga remaja putri memiliki status gizi dan kecukupan gizi yang sesuai.

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri. Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Buku pedoman penatalaksanaan pemberian tablet tambah darah. Ayo Sehat Kemenkes RI. https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-pedoman-penatalaksanaan-pemberian-tablet-tambah-darah

Fentiana, N., Tambunan, F., & Ginting, D. (2022). Stunting, Pemeriksaan Kehamilan Dan Konsumsi Tablet Tambah Darah Ibu Hamil Di Indonesia: Analisis Data Riskesdas 2013. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI), 7(2), 133-138.

Helmyati, S., Syarifa, C. A., Rizana, N. A., Sitorus, N. L., & Pratiwi, D. (2024). Penerimaan Program Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Di Indonesia. Amerta Nutrition, 7 (3sp), 50–61.

Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., De Onis, M., ... & Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The lancet, 382(9890), 427-451.

Nadhiroh, S. R., Micheala, F., Tung, S. E. H., & Kustiawan, T. C. (2023). Association between maternal anemia and stunting in infants and children aged 0–60 months: A systematic literature review. Nutrition, 115, 112094.

ic-brand
Tunggu sebentar