Kekurangan Energi Kronik - Penyebab, Dampak, dan Penanggulangannya

Article 02 Jun 2025 |
img author
Risda Monica, S.Gz., Dietisien
Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Kondisi ini terjadi secara perlahan akibat kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu yang lama. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan generasi berikutnya, seperti meningkatnya risiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) atau stunting. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu KEK, penyebabnya, dampaknya, serta cara mendeteksi dan menangani kondisi ini dengan tepat.

Apa Itu Kekurangan Energi Kronis (KEK)

KEK adalah kondisi kekurangan gizi kronis, terutama terkait dengan asupan energi dan protein, yang berlangsung lama sehingga menyebabkan gangguan kesehatan.

Bagaimana Cara mendeteksi KEK?

KEK dapat dideteksi dengan mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA). Jika hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm, maka individu tersebut dikategorikan mengalami KEK. LiLA menjadi indikator karena mencerminkan cadangan energi tubuh yang tersimpan dalam otot dan lemak bawah kulit. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada lengan yang tidak dominan atau tidak sering digunakan untuk aktivitas berat.

Siapa yang Bisa Mengalami KEK?

KEK dapat terjadi pada siapa saja, namun paling sering ditemukan pada kelompok wanita. Tiga kelompok yang paling berisiko yaitu:

  1. Ibu hamil dengan LiLA < 23,5 cm atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil < 18,5 kg/m².

  2. Remaja putri, terutama yang tidak memperoleh asupan gizi seimbang atau memiliki pola makan tidak sehat.

  3. Wanita Usia Subur (WUS) dengan LiLA < 23,5 cm atau IMT < 18,5 kg/m².

Penyebab Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Penyebab KEK dapat berbeda-beda tergantung pada kelompok usia dan kondisi masing-masing individu. Namun secara umum, KEK terjadi akibat asupan energi dan zat gizi yang tidak mencukupi dalam jangka waktu panjang.

Pada ibu hamil, KEK bisa terjadi karena ibu kurang paham akan kandungan zat gizi dalam makanan, jumlah yang dibutuhkan selama kehamilan, serta cara pengolahan makanan yang tepat untuk mempertahankan nilai gizinya. Selain itu, ibu hamil juga sering mengonsumsi makanan yang hanya diinginkan dengan anggapan yang penting mau makan dan tidak ada selera makan yang dapat membuat kebutuhan gizi tidak terpenuhi, sehingga berdampak juga untuk janin di dalam perut ibu.

Pada remaja dan wanita usia subur, KEK dapat terjadi akibat asupan gizi yang tidak mencukupi, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Salah satu penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak teratur, misalnya sering melewatkan waktu makan atau tidak memiliki jadwal makan yang konsisten. Pola ini bisa dipicu oleh kesibukan, kebiasaan buruk, atau upaya menurunkan berat badan secara tidak sehat. Di sisi lain, faktor sosial dan ekonomi seperti keterbatasan akses serta daya beli terhadap makanan bergizi juga menyebabkan kurangnya asupan gizi harian. Jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan defisit energi kronis dan berujung pada KEK.

Dampak Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan Energi Kronis (KEK) dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik selama masa remaja maupun di tahap kehidupan berikutnya. Pada remaja, KEK dapat menyebabkan anemia, menghambat perkembangan organ tubuh, mengganggu pertumbuhan fisik, serta menurunkan tingkat produktivitas. Selain itu, remaja juga dapat mengelamai penurunan imunitas tubuh, penurunan konsentrasi, sehingga mengganggu proses belajarnya.

Remaja yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) hingga masa kehamilan berisiko mengalami berbagai masalah pada janin, seperti keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia, dan bayi dengan berat lahir rendah. Saat persalinan, kondisi ini juga dapat menyebabkan proses melahirkan menjadi sulit, berlangsung lebih lama, terjadi lebih awal dari waktunya, serta meningkatkan risiko pendarahan.

Hubungan KEK dengan Kejadian Stunting

Suatu penelitian menunjukkan adanya keterkaitan yang signifikan antara riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan kejadian stunting pada anak. Risiko melahirkan anak stunting dapat meningkat hingga 4,85 kali lebih tinggi jika ibu mengalami KEK selama kehamilan. Kekurangan gizi ini dapat menghambat tumbuh kembang janin dan meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor utama penyebab stunting.

Apakah Harus Menunda Kehamilan Jika Mengalami KEK?

Jika hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, seorang perempuan dapat dikategorikan mengalami Kurang Energi Kronis (KEK). Keadaan ini dapat memperbesar kemungkinan terjadinya komplikasi saat hamil dan melahirkan, serta membawa dampak buruk bagi kesehatan ibu maupun janin. Namun, kehamilan bisa saja tidak perlu ditunda, asalkan adanya perbaikan gizi yang tepat disertai pemantauan medis yang intensif, sehingga perempuan dengan KEK juga tetap dapat menjalani kehamilan yang sehat.

Penelitian menunjukkan bahwa pendampingan gizi yang rutin dan berkesinambungan dapat meningkatkan status gizi ibu hamil dengan KEK. Dalam sebuah studi, rata-rata LiLA ibu hamil meningkat dari 21,26 cm menjadi 23,53 cm setelah tiga bulan intervensi gizi intensif. Intervensi ini mencakup pemberian makanan tambahan, suplemen zat besi, dan konseling gizi.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami KEK?

Kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) membutuhkan penanganan yang tepat untuk mencegah dampak jangka panjang. Berikut beberapa langkah penting yang dapat dilakukan jika mengalami KEK:

  1. Konsultasikan kondisi KEK ke ahli gizi untuk mengetahui pola makan dan asupan zat gizi yang tepat.

  2. Jika terdapat kondisi medis penyerta, periksa ke dokter untuk mendapatkan obat-obatan, suplemen, dan saran pemeriksaan lain.

  3. Rutin mengecek LILA dan berat badan.

  4. Apabila terjadi kehamilan dalam kondisi KEK maka perlu mengonsumsi makanan tambahan yang kaya energi dan protein untuk meningkatkan asupan gizi.

  5. Rutin periksa kehamilan karena terdapat risiko kehamilan dengan komplikasi jika mengalami KEK.

Referensi:

Ardi, A. I., & Alvi, A. (2021). Literature Review: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Remaja Putri Literature Review: Factors That Related With Chronic Energy Deficiency In Adolescent Girls. Media Gizi Kesmas, 10(2), 320-328.

Jannah, M., & Nadimin, N. (2021). Riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu dan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Turikale. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 16(2), 343-352.

Munawara, M., Umar, F., Anggraeny, R., & Majid, M. (2023). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Remaja Putri. Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas, 4(2), 112-122.

Adfar, T. D. A., Nova, M., & Adriani, I. (2022). EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI: The Effectiveness of Assistance For Pregnant Women With Chronic Energy Deficiency Towards Increasing Nutrition Status. Jurnal Pangan Kesehatan dan Gizi Universitas Binawan, 2(2), 37-47.

ic-brand
Tunggu sebentar