Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak

Article 05 Aug 2025 |
Penulis : Risda Monica, S.Gz., Dietisien
Anak menderita ISPA menggunakan nebulizer untuk membantu pernapasan

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu gangguan kesehatan yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. ISPA memengaruhi saluran napas dari hidung hingga paru-paru dan umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Meskipun sering dianggap ringan, ISPA bisa menurunkan kualitas hidup anak, mengganggu aktivitas harian, bahkan menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan benar.

Apa Itu ISPA?

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu atau lebih bagian saluran pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, laring, trakea, bronkus, hingga alveoli, dengan durasi hingga 14 hari. Infeksi ini dapat melibatkan saluran pernapasan atas maupun bawah, kadang menyerang keduanya secara bersamaan.

Data tahun 2023 menunjukkan prevalensi ISPA di Indonesia sebesar 9,3%, dengan angka tertinggi pada kelompok usia 1–4 tahun (13,7%). Hal ini menegaskan bahwa balita merupakan kelompok yang paling rentan, salah satunya karena sistem kekebalan tubuh mereka belum matang.

Penyebab ISPA pada Anak

ISPA terjadi karena berbagai faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Paparan Polusi Udara dan Rokok Pasif

Penelitian menunjukkan paparan polusi udara dalam rumah (misalnya dari gas kompor yang tidak bersih atau ventilasi buruk) serta asap rokok di rumah berhubungan dengan kejadian ISPA pada anak di bawah 5 tahun. Penelitian lain menegaskan bahwa perilaku merokok keluarga di rumah merupakan faktor dominan penyebab ISPA.

2. Kondisi Sosio-ekonomi dan Demografi

Data dari IDHS 2017 melaporkan bahwa anak usia 1–2 tahun, keluarga dengan status ekonomi rendah, ibu bekerja, serta tinggal di wilayah Barat dan Tengah Indonesia memiliki risiko ISPA lebih tinggi. Selain itu, Kurangnya akses layanan kesehatan, kebersihan, dan sanitasi di keluarga berpendapatan rendah juga meningkatkan risiko ISPA.

3. Pengetahuan dan Pendidikan Orang Tua

Tingkat kejadian ISPA pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan serta pengetahuan orang tua. Semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, semakin berat derajat ISPA yang dialami anak. Sebaliknya, semakin tinggi pendidikan orang tua, maka tingkat keparahan ISPA pada anak cenderung lebih ringan.

4. Status Gizi dan Imunisasi

Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan gizi buruk memiliki risiko ISPA hingga 7 kali lebih besar Selain itu, imunisasi yang tidak lengkap juga meningkatkan risiko 3–4 kali lipat.

Gejala ISPA

Gejala ISPA bervariasi tergantung lokasi infeksi dan tingkat keparahannya.

Gejala Ringan

Gejala ringan pada ISPA umumnya terjadi pada saluran pernafasan bagian atas. Pada banyak kasus, ISPA ringan yang disebabkan oleh virus dapat sembuh dengan sendirinya dalam satu hingga dua minggu dengan perawatan suportif di rumah, seperti istirahat cukup, asupan cairan yang banyak, dan menjaga nutrisi. Berikut merupakan gejala ringan ISPA:

  1. Hidung tersumbat atau berair (pilek)

  2. Batuk (bisa kering atau berdahak)

  3. Demam ringan

  4. Sakit tenggorokan

  5. Suara serak

Gejala Berat

Gejala berat dan tanda waspada apabila sudah terjadi di saluran pernafasan bagian bawah. Orang tua atau keluarga disarankan segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala berikut:

  1. Napas cepat atau sesak napas

  2. Terlihatnya cekungan di bagian bawah leher, sela iga, atau bawah tulang rusuk saat anak bernapas.

  3. Napas berbunyi (mengi atau stridor). Mengi adalah suara siulan bernada tinggi saat menghela napas, sedangkan stridor adalah suara kasar dan bergetar saat menarik napas.

  4. Demam tinggi terus-menerus.

  5. Anak tampak sangat lemas, tidak mau makan atau minum.

  6. Bibir atau kuku tampak kebiruan (sianosis) akibat kekurangan oksigen yang sangat serius.

Dampak ISPA pada Anak

Berikut dampak yang akan ditimbulkan akibat terkena ISPA.

1. Penurunan Status Gizi

ISPA berulang dapat menyebabkan kekurangan asupan gizi dan meningkatkan risiko terjadinya stunting. Siklus ini terjadi karena saat sakit, nafsu makan menurun sementara kebutuhan energi meningkat.

2. Komplikasi Pernapasan

Struktur saluran pernapasan anak yang masih kecil dan ventilasi rumah yang buruk memperbesar risiko sumbatan dan komplikasi ISPA. Tanpa penanganan tepat, ISPA dapat berkembang menjadi bronkitis, pneumonia, hingga pertussis.

Cara Mencegah dan Menanggulangi ISPA

1. Hentikan Paparan Asap Rokok

Tidak ada batas aman untuk paparan asap rokok pada anak. Bahkan asap rokok yang menempel di pakaian atau kulit (thirdhand smoke) tetap berbahaya.

2. Ciptakan Lingkungan Rumah Sehat

Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, bebas polusi, dan rutin dibersihkan dari debu atau alergen.

3. Lengkapi Imunisasi dan Jaga Nutrisi Seimbang

Berikan imunisasi sesuai jadwal dan pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta cukup cairan. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama memberikan perlindungan terbaik.

4. Biasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah keluar rumah, atau setelah memegang benda kotor.

Referensi:

Santri, I. N., Wardani, Y., Phiri, Y. V. A., Nyam, G., Putri, T. A., Isni, K., Suryani, D., & Sambo, G. (2023). Associations Between Indoor Air Pollutants and Risk Factors for Acute Respiratory Infection Symptoms in Children Under 5: An Analysis of Data From the Indonesia Demographic Health Survey. Journal of preventive medicine and public health = Yebang Uihakhoe chi, 56(3), 255–263. https://doi.org/10.3961/jpmph.22.470

Mirino, R., Dary, D., & Tampubolon, R. (2022). Identification of factors causing acute respiratory infection (ARI) of under-fives in community health center work area in north jayapura sub-district. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 6(1), 15-20.

Windi, R., Efendi, F., Qona'ah, A., Adnani, Q. E. S., Ramadhan, K., & Almutairi, W. M. (2021). Determinants of Acute Respiratory Infection Among Children Under-Five Years in Indonesia. Journal of pediatric nursing, 60, e54–e59. https://doi.org/10.1016/j.pedn.2021.03.010

Purnama, T. B., Wagatsuma, K., & Saito, R. (2025). Prevalence and risk factors of acute respiratory infection and diarrhea among children under 5 years old in low-middle wealth household, Indonesia. Infectious diseases of poverty, 14(1), 13. https://doi.org/10.1186/s40249-025-01286-9

Suryantara, A. B., & Mahardika, M. R. (2024). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berhubungan dengan Kemampuan Merawat Balita dengan ISPA. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 10(1), 7-13.

Violita, F., Howay, A., & Mamoribo, S. N. (2021). Analysis of Risk Factors for Acute Respiratory Infections in Toddlers. Community Research of Epidemiology (CORE), 45-53.

Septian, M. A. F., Djalillah, G. N., Mochtar, N. M., & Laitupa, A. A. (2025). Hubungan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berulang Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Jabungsisir Kabupaten Probolinggo. JurnalMU: Jurnal Medis Umum, 2(1), 70-75.

Azis, S. S. S. A., Jusuf, H., & Kadir, L. (2023). Risiko Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Momunu Kabupaten Buol. Health Information: Jurnal Penelitian, e1055-e1055.

Nurhayati, I., Yuniarti, T., Hidayat, U., Pramudyono, R. K., Wardhani, A. K., & Shohib, I. A. (2025). Penyelidikan epidemiologi kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Tanjungsiang Subang Jawa Barat. Avicenna: Journal of Health Research, 8(1).

Kesehatan Ibu

ic-brand
Tunggu sebentar