Mengidam makanan dengan rasa manis, asin, pahit, atau pedas merupakan hal yang wajar dialami ibu hamil dan menyusui. Perubahan hormon dan fisiologis selama masa ini memang bisa memengaruhi selera makan.
Namun, di tengah perubahan tersebut, beredar pula berbagai mitos seputar makanan. Misalnya, anggapan bahwa janin bisa merasakan makanan lewat air ketuban, atau bahwa makan makanan pedas saat menyusui dapat menyebabkan bayi diare.
Apakah benar demikian? Yuk, cari tau faktanya!
Janin Bisa Mengenal Rasa, Tapi Tidak Seperti yang Kita Bayangkan
Menariknya, sejak usia kehamilan sekitar 13–15 minggu, sistem pengecap janin mulai berkembang. Artinya, janin sudah bisa mulai “mengenal” rasa meskipun tidak sama seperti orang dewasa yang mencicipi makanan. Proses ini dikenal sebagai prenatal flavor learning, yaitu kemampuan janin untuk mengenali rasa tertentu yang sering dikonsumsi ibu selama kehamilan.
Setelah makanan dicerna, beberapa senyawa rasa (flavor compounds) seperti dari bawang putih, wortel, atau vanilla bisa masuk ke dalam aliran darah ibu, kemudian bercampur dengan cairan ketuban. Cairan ini tertelan oleh janin, sehingga janin secara tidak langsung terpapar rasa-rasa tersebut.
Akibatnya, bayi yang sudah "mengenal" rasa tertentu sejak dalam kandungan cenderung lebih mudah menerima rasa yang sama saat mulai MPASI. Misalnya, bayi yang ibunya sering mengonsumsi wortel saat hamil mungkin akan lebih menyukai wortel ketika mulai makan makanan padat.
Rasa Makanan dalam ASI Bisa Terasa, Tapi Aman
Setelah bayi lahir dan mulai menyusu, pengaruh rasa makanan ibu memang bisa sedikit lebih terasa. Beberapa senyawa dari makanan tertentu dapat masuk ke dalam ASI dan mengubah aroma serta rasanya. Misalnya, konsumsi bawang putih, mint, atau vanilla bisa membuat ASI memiliki aroma khas yang bisa dikenali bayi.
Namun, perubahan rasa ini sifatnya ringan dan tidak membahayakan. Tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa rasa pedas dalam makanan ibu menyusui dapat menyebabkan bayi diare. Jika bayi tampak rewel atau mengalami perubahan feses setelah ibu makan makanan tertentu, kemungkinan besar itu berkaitan dengan sensitivitas individu bayi terhadap komponen tertentu dalam makanan, bukan karena rasa makanan itu sendiri.
Apakah Ada Rasa Makanan yang Harus Dihindari?
Secara umum, tidak ada rasa makanan yang perlu benar-benar dihindari. Namun, ibu tetap perlu bijak memilih makanan, terutama yang berpotensi menimbulkan reaksi alergi atau mengandung zat berbahaya. Berikut adalah batasan bagi ibu menyusui, agar variasi rasa dalam makanan tetap memberikan manfaat tanpa menimbulkan efek negatif pada bayi atau ibu.
Zat atau Makanan | Batasan/Penjelasan | Dampak Potensial |
---|---|---|
Kafein | Maksimal 300 mg/hari (setara 2-3 cangkir kopi) | Bisa menyebabkan bayi sulit tidur atau rewel. |
Alkohol | Tidak dianjurkan. Jika minum, tunggu 2–3 jam sebelum menyusui. | Bisa masuk ke ASI dan memengaruhi perkembangan bayi. |
Ikan Tinggi Merkuri | Hindari ikan seperti ikan todak, makarel raja, kerang | Dapat mengganggu kesehatan sistem saraf bayi. |
Makanan Olahan dan Tinggi Gula/Garam | Batasi makanan ultra-proses dan minuman manis | Tidak berdampak langsung ke bayi, tapi memengaruhi kesehatan ibu. |
Tips Konsumsi Makanan Saat Hamil & Menyusui
Selama masa kehamilan dan menyusui, penting bagi ibu untuk lebih memperhatikan asupan makanan dan minuman. Kebutuhan gizi meningkat, dan apa yang dikonsumsi bisa memengaruhi kesehatan ibu maupun bayi. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Makan dengan Gizi Seimbang dan Variatif
Pastikan asupan harian mencakup semua kelompok makanan: karbohidrat, protein, lemak sehat, sayuran, dan buah.
Tambahkan rasa alami dari makanan seperti wortel, bawang putih, jahe, rempah-rempah, dan buah-buahan untuk memperkaya cita rasa ASI dan membantu bayi lebih mudah menerima makanan padat nantinya.
Minum Air yang Cukup
Menyusui dapat meningkatkan kebutuhan cairan, sehingga penting untuk menjaga hidrasi. Minum air putih minimal 8 gelas per hari atau lebih sesuai kebutuhan tubuh.
Hindari Diet Ekstrem atau Kalori Terlalu Rendah
Diet rendah kalori (<1800 kkal/hari) dapat mengurangi produksi ASI dan membuat tubuh mudah lelah.
Perhatikan Respons Bayi terhadap Makanan Tertentu
Jika bayi menjadi rewel, kembung, atau muncul ruam setelah ibu makan makanan tertentu (misalnya susu sapi, kacang, brokoli, atau makanan pedas), coba hentikan makanan itu sementara dan observasi.